#Pinternet: Terapi Via Internet (Review Jurnal)

by 21.20 0 comments
       

       Berdasarkan jurnal tentang “Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan E-konseling”. Terdapat gambarana mengenai apa itu E-konseling. Istilah tersebut berasala dari Bahasa Inggris E-Counselling (electronic counseling) yang secara singkat dapat diartikan yaitu proses penyenggaraan konseling secara elektronik. Cikal bakal berdirinya istilah e-counseling berawal dari penyelenggaraan konseling online pada decade 1960-1970. Sedangkan di Indonesia sendiri istilah tersebut masih jarang terdengar di telinga kita. Konseling Online mempuyani beberapa tahapan yaitu, Tahap I (Persiapan) mencakup aspek teknis penggunaan perangkat keras dan lunak yang mendukung penyelenggaraan konseling online. Tahap II ( Proses Konseling) Tahapan konseling online tidak jauh berbeda dengan tahapan proses konseling face-to-face (FtF). Tahap III ( Pasca Konseling) yaitu tahap pasca proses konseling online. Media yang dibutuhkan yaitu, Website/situs, Telephone/ Hand phone, Email, Chat , Instant Messaging dan Jejaring Sosial, Video conferencing. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun responden memandang positif konseling online, namun konselor sendiri mengaku lebih suka tatap muka konseling untuk memberikan jasa mereka kepada klien, meskipun demikian Penelitian tersebut juga memberikan catatan bahwa kedepan akan semakin banyak orang akan terus mencari ke internet sebagai sumber daya untuk menangani kesehatan mental mereka. Tetapi terdapat beberapa kelemahan diantaranya, konseling sangat tergantung dengan dukungan media, jika media yang digunakan tidak bermasalah, konseling akan lancar untuk dilakukan. Namun sebaliknya konseling online bisa saja terputus dan bahkan tidak dapat terselenggara dengan matinya listrik, koneksi terganggu , atau rusaknya perangkat yang digunakan.
            Berdasarkan penelitian saudara Maryo dan Dhani, tentang Model Konseling Pastoral Berbasis E-Crm. Kita mendapat gambaran tentang e-CRM danI i-CPRF. e-CRM (Electronic Customer Relationship Management) merupakan konsep yang serupa dengan CRM akan tetapi, e-CRM lebih focus terhadap pemanfaatan teknologi, yakni teknologi internet dengan fasilias yang interaktif kepada pelanggan dan organisasi bisnis dan terjadi integrasi antara front-end dan back-end (Chandra et al, 2004). Dan CRM yang diterapkan dengan peralatanperalatan teknologi yang mengisinkan angotaanggota dari berbagai bagian departemen dari suatu organisasi untuk menggabungkan, disseminate dan memberikan informasi pelanggan dengan bagian departemen melalui seluruh bagian perusahaan (Outland dan Johnston, 2003). konseling pastoral adalah upaya pendampingan yang bersifat membimbing dan memperbaiki (reparative), serta membawa pemulihan dan kesembuhan (psikoterapi) dalam konflik dan penderitaan yang paling dalam, yang menghalang-halangi pertumbuhan kepribadian, spiritualitas dan karakter anggota Jemaat. baginya i-CPRF adalah Proses i-Counseling Pastoral Relationship Follower (i-CPRF), I memiliki artian internet dan individual. Pengertiannya adalah bagaimana Gereja menjalanin hubungan baik dengan jemaat melalui media internet untuk berkomunikasi agar mampu menjawab persoalan-persoalan jemaat karena maju mundurnya sebuah pelayanan Gereja dilihat dari pendekatan strateginya yaitu menjawab kebutuhan jemaat. Maka dengan menjadikan teknologi i-CPRF, sebagai metode untuk menjembatani jemaat modernisasi yang bersumber dari partisipasi follower dengan melihat perspektif mereka. Model Konseling Pastoral Berbasis e-CRM yang menjadi i-CPRF merupakan sebuah pendekatan baru itu berarti pengembangan teori tentang proses konseling pastoral dapat terjadi, hal penting yang perlu di perhatikan oleh gereja adalah mampu menjawab persoalan jemaat dengan kritis serta inovatif dan tanggap terhadap proses perubahan teknologi.
            Menurut jurnal yang berjudul “Aplikasi Bimbingan Konseling Berbasis WEB” para peniliti membuat sebuah aplikasi konseling yang berbasis WEB. Pada awalnya terdapat situs komunitas yang dibuat dengan tujuan agar pengunjung berkomunikasi secara bersamaan dalam suatu komunitas, pengunjung dapat berbagi pengalaman ilmu dan lainnya dengan pengunjung lain. Nah, dari sinilah muncul yang namanya Aplikasi Bimbingan Konseling yang mampu menjembatani komunitas yang ingin berknsultasi. Melalui aplikasi ini, orang yang ingin berkonsultasi dapat dipertemukan dengan para pakar atau konselor sesuai bidang keahliannya masing-masing melalui internet baik secara real time maupun tidak. Aplikasi ini menggunakan beberapa komponen pokok yaitu basis data, Apache, Hypertext Markup Language (HTML), Personal Home Page, Hypertext Prepocessor (PHP) dan JavaScript. Perancangan Aplikasi bimbingan konseling ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Perencanangan dan pembuatan basisdata dan Perancangan dan pembuatan aplikasi. Cara pengaksesan pada Aplikasi ini dapat dibagi menjadi empat yaitu, tamu, anggota, konselor dan pengelola situs. Dan dapat diakses tujuh pengguna yaitu tamu, anggota tidak aktif, anggota aktif, konselor, author, editor dan administrator. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa Aplikasi Bimbingan Konseling ini dapat memfasilitasi atau menjembatani komunitas yang ingin berkonsultasi. Dengan menggunakan aplikasi ini, orang yang tidak dapat atau tidak ingin bertatap muka secara langsung dan ingin berkonsultasi dapat dipertemukan dengan pakar atau konselor sesuai bidangnya masing-masing melalui internet baik secara real time maupun tidak.
            Setelah saya merangkum ketiga jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa terapi via internet atau yang lebih dikenal dengan e-Counselling masih sangat asing di telinga kita. Tetapi banyak manfaat yang dapat diambil dari e-Counselling seperti bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja dan menghemat waktu tetapi terdapat juga beberapa kelemahan diantaranya, para konselor masih kurang yakin dengan adanya konseling via internet, dan konseling masih terganjal akan adanya gangguan via internet baik itu eksternal dan internal. Banyak juga penelitian yang telah membuktikan manfaat dari terapi/konseling via internet contohnya penelitian jurnal oleh Mayo dan Danny, hasilnya membuktikan bahwa dengan adanya program Model Konseling Pastoral Berbasis e-CRM yang menjadi i-CPRF mampu menjawab persoalan jemaat dengan kritis serta inovatif dan tanggap terhadap proses perubahan teknologi. Serta penelitian Aplikasi Konseling yang Berbasis Web, para peneliti menciptakan sebuah aplikasi konseling yang ditujukan untuk mereka yang ingin berkonsultasi tanpa bertatap muka dengan konselor yang handal dan terpercaya. Maka dari itu, dibutuhkan dari berbagai pihak dengan adanya terapi via internet agar teknologi dapat dimanfaatkan dengan baik.

Daftar Pustaka :

Ifdil. (2013). Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan E-konseling. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 1, 15-21.
Manjurani .I.Mayo., Manogga, Danny. (2013). Model Konseling Pastoral Berbasis E-Crm. ISSN: 2089-9815

G.S.D, Juniawan., D.A. Nurina, Agnes., Bahana, Raymond., Mulyanti, Sri. (2008). Aplikasi Bimbingan Konseling Berbasis WEB. Jurnal Elektro, 1, 49-60.

Mega

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments :

Posting Komentar