BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zaman globalisasi ini banyak
orang tua mengajarkan anaknya memasak dan tidak sedikit dari mereka
mengikutsertakan anaknya kursus memasak. Usianya yang terlalu muda dengan
dukungan keluarga serta keinginan untuk mengembangkan bakatnya anak-anak ini
mampu membuat beragam makanan yang belum tentu orang di atas usianya dapat
memasak layaknya hotel bintang lima. Kreativitas dan bakat anak dapat digali
semenjak mereka masih kecil dan mampu untuk mengembangkannya serta dukungan orang
tua dan keluarga amatlah penting ditambah dengan berbagai macam audisi
pencarian bakat. Jika kondisi eksternal maupun internal dalam diri anak
terpenuhi maka bakatnya pun akan terasah sejak kecil. Audisi memasak bagi anak
adalah hal yang tabu bagi saya, bagaimana bisa anak memasak masakan yang
terlihat enak diusianya yang separuh dari usia saya? Saya saja tidak bisa masak
makanan seenak komentator para juri. Tentu saja mereka bisa, mereka punya skill
dan talent memasak dan dengan dukungan orang tua mereka dapat mengembangkannya.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa hubungannya memasak
dapat meningkatkan kreativitas anak ?
2.
Bagaimana cara
mengembangkan bakat memasak yang dimiliki anak ?
3.
Apa manfaat audisi
memasak pada anak ?
4.
Motivasi anak-anak
mengikuti audisi “mastercher junior Indonesia” ?
5.
Aspek apa saja yang
dapat ditingkatkan pada anak ketika memasak ?
1.3
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui hubungan
memasak dengan kreativitas anak
2.
Mengtahui cara
mengembangakan bakat pada anak
3.
Mengetahui manfaat
audisi memasak
4.
Mengetahui motivasi
anak-anak mengikuti audisi “mastercher junior Indonesia”
5.
Mengetahui aspek apa
saja yang dikembangkan pada anak ketika memasak
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Kreativitas
anak dengan memasak
Rogers (dalam Utami Munandar, 2009:18) mengemukakan
kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Yatim Riyanto
(2012:232) kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik
dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Definisi lain menurut Moreno (dalam
Yatim Riyanto, 2012:233) kreativitas merupakan sesuatu yang baru bagi diri
sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi oranglain atau dunia
pada umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri suatu
hubungan baru dengan siswa/orang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka kreativitas
dapat dirumuskan sebagai suatu proses aktivitas kognitif seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa karya baru maupun karya kombinasi
yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya.
Anak- anak mengalami pertumbuhan sangat pesat. Hal tersebut
dapat dilihat pada pertumbuhan motorik, koordinasi otot-otot dan kecepatan
jasmaniahnya menunjukkan kemajuan yang mencolok. Pertumbuhan ketrampilan
motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus pada anak, tidak akan berkembang
melalui kematangan begitu saja, melainkan ketrampilan itu
harusdipelajari.(Depdiknas. 2007:1) Gerakan motorik halus hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh
karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan
inimembutuhkan koordinasi mata dan tanganyang cermat.(Sujiono.dkk, 2009:1.14)
Lalu bagaimana hubungan memasak dengan kreativitas?, dengan
memasak anak-anak mampu mengekspresikan kreasi dan pikirannya. Melalui kegiatan
memasak dan mendekorasi makanan yang menyenangkan, dengan tujuan meningkatkan
dan memaksimalkan kemampuan motorik halus dan kreativitas anak.
Proses memasak juga bisa menjadi cara mengasah kreativitas.
Bayangkan jika kegiatan memasak dikenalkan pada anak sejak dini. Anak akan
tumbuh menjadi pribadi kreatif, sama seperti anak belajar bermusik, melukis
atau menari. memasak kental dengan nilai seni. Mencampur bahan-bahan masakan
menjadi satu, menciptakan perpaduan rasa, warna dan proses pematangan yang
hasilnya dapat dinikmati oleh lidah, adalah serangkaian proses seni dalam
memasak. Selain juga menggabungkan rasa asam, asin, manis dan pahit menjadi
sesuatu yang dapat dinikmati.
2.2 Mengembangkan Bakat Anak
Berbicara mengenai sejarah
bakat sama saja dengan berbicara sejarah manusia, bakat sama tuanya dengan
manusia itu sendiri. Saat manusia lahir dalam dirinya telah tertanam potensi
yang dapat ia kembangkan saat ia mulai berkembang nanti. Bakat dan kemampuan
sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika
diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika.
Perlu ditekankan bahwa karena
bakat masih bersifat potensial, seseorang yang berbakat belum tentu mampu
mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan kesempatan
untuk mengembangkan bakatnya secara
maksimal. Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan
sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motifasi yang tinggi, akan dapat
terealisasikan dalam bentuk prestasi unggul.
Ciri-Ciri Anak Berbakat Menurut
Renzulli dan kawan-kawan ciri anak berbakat adalah: memiliki Kemampuan diatas rata-rata, daya kreatifitas
yang tinggi, dan memiliki tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas.
Menurut Parker (1975) adalah ciri anak berbakat sejak kecil lebih aktif
danlebih menaruh perhatian terhadap lingkungannya walaupun ada beberapa anak
berbakat lambat dalam perkembangan motorik. sedangkan menurut R.A. Martison
dalam bukunya The Identification of the Gifted adn Talented (1974), ciri anak
berbakat diantaranya:
-
Membaca pada usia yang
relati lebih muda
-
Mempunyai rasa ingin
tahu yang kuat
-
Mempunyai inisiatif
bekerja sendiri
-
Senang mencoba hal-hal
baru
Peran orang tua, sekolah serta masyarakat
dalam mengembangkan bakat sangatlah penting, orang tua merupakan patokan dari
anak artinya setiap arahan yang orang tua berikan sangat berpengaruh bagi anak.
Orang tua wajib memberikan peranan besar bagi pengembangan bakat anak, berikut
ini merupakan peran orang tua dan guru :
· Peran orang tua dalam
mengembangkan bakat anak :
-
Mengetahui bakat apa
yang dimiliki sang anak
-
Menerima kenyataan bahwa
kateristik anak berbeda-beda
-
Sebagai motivator bagi
anak tentang bakat yang dimilikinya
-
Memfasilitasi bakat anak
agar berkembang
-
Memberi kebebasan terhadap
anak untuk mengembangkan bakatnya
-
Mendukung dan memberi
arahan tentang bakat yang dimiliki anak
-
Menumbuhkan rasa
kepercayaan diri pada anak
· Peran sekolah dalam
mengembangkan bakat anak :
-
Mengadakan ekstrakuliker
-
Mengadakan kompetesi
untuk menyaring bakat anak
-
Mendukung bakat anak peserta
didik
-
Menjadikan sekolah sebagai
fasilitator
-
Mengarahkan bakat yang
dimiliki peserta didik
· Peran Masyarakat dalam mengembangkan
bakat anak :
-
Menciptakan lingkungan yang
aman dan damai
-
Memberikan sarana dan
prasarana
-
Tidak menutup diri dari
media
-
Bersifat terbuka
terhadap kebudayaan lain
-
Menghargai perbedaan
Telah
diketahui bahwa faktor yang mendukung bakat anak yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Anak juga disarankan tidak menutupi bakatnya lebih baik dikembangkan
jika ketiga faktor tersebut telah terpenuhi.
2.3 Pencarian Bakat
Memasak “Junior Master Chef Indonesia”
Dikutip dari website Junior
Master Chef Indonesia (JMI). “Talent Search
Memasak Anak – Anak terbesar pertama kali di Indonesia yang diikuti oleh anak –
anak berusia 8 – 13 tahun yang memiliki passion memasak. Tema Junior MasterChef
Indonesia adalah “Delicious Dream”, di mana anak – anak bisa mewujudkan mimpi
mereka di bidang kuliner dan merasakan bagaimana menjadi kontestan Masterchef
Indonesia (versi dewasa) seperti yang mereka lihat sebelumnya di TV. Kami
menyebut ini “Experiencing The Gallery MasterChef”. Dari 250 calon kontestan
Junior MasterChef dari seluruh Indonesia, 21 anak berhasil lolos, terpilih
menjadi kontestan dan berhasil masuk ke Gallery MasterChef Indonesia. Tantangan
tidak lebih mudah dari versi dewasa, bahkan ada beberapa tantangan yang lebih
sulit namun kontestan berhasil menaklukannya dengan baik.”
Di masa sekarang ini banyak
sekali macam dari pencarian bakat, seperti menyanyi, acting, menari, memasak
dll. Tapi saya sangat tertarik membahas Junior Master Chef pada awalnya saya hanya melihat sekilas
tayangan JM Australia yang tayang di Fox. Saya sangat heran kok bisa anak kecil
yang rata-rata umurnya sekitar 6-12 tahun memasak makanan seperti itu. Saya
seumuran mereka hanya bisa bermain masak-masakan. Lalu baru-baru ini tayanglah
di Indonesia Junior Master Chef Indonesia yang tayang di salah satu stasiun tv
swasta di Indonesia.
Dengan adanya ajang seperti ini
anak mampu mengembangkan kreativitas dan dapat menyalurkan bakat mereka. Ajang
kompetisi bagi mereka dapat meningkatkan daya saing yang sehat serta dapat
menyadari di setiap kompetisi selalu ada yang menang dan ada yang kalah,
anak-anak juga dilatih akan persaingan di kehidupan nyata sehingga nantinya mereka
dapat terapkan ketika mereka dewasa. Memasak juga dapat menjadikan pribadi anak
lebih mandiri dan dengan keberanian mereka memasak dan tampil di televisi membuat
anak semakin percaya diri.
Orang tua yang mempunyai anak
berbakat memasak dapat memberi dukungan serta dorongan dengan cara anak mengikuti
ajang seperti ini, selain anak dilatih untuk bersaing secara sehat anak juga
dapat mengembangkan kreativitas dan bakat yang dimilikinya. Orang tua seharusnya
tidak memaksakan kehendaknya tetapi memberi pengarahan yang baik bagi anak.
2.4 Motivasi anak – anak
mengikuti ajang Junior Master Chef
Indonesia
Berikut ini merupakan motivasi
anak anak yang mengikuti ajang memasak JMI, dan ini merupakan jagoan-jagoan
kecil yang saya idolakan:
Afaf : Tertarik memasak sejak usia 5 tahun, gadis cilik
keturunan Arab yang lahir pada 12 Desember 2002 ini mengikuti Junior Masterchef
Indonesia. Mengidolakan profesional chef dunia, membuatnya banyak mengkoleksi poster
chef dari berbagai negara. Bungsu dari 4 bersaudara yang ahli dalam bidang
pastry ini, memiliki rencana untuk meneruskan pendidikan kulinernya di Culinary
Institute of New York untuk menjadi chef professional yang terkenal sampai ke
USA. Untuk menambah pengalaman, Afaf yang hobi membaca buku-buku resep dan
komik Miko mengaku sangat senang saat dirinya terpilih masuk ke galeri
Masterchef Junior Indonesia. “Perasaannya seneng dan deg-degan pas tau
kepilih,” ujar Afaf meyakinkan.
Nicole : Terlahir dari keluarga
atlit Timnas, Nicole tumbuh dan memiliki jiwa kompetisi yang tinggi. Banyak
penghargaan olah raga taekwondo tingkat dunia yang telah di raihnya sejak umur
8 tahun. Pada tahun 2011 Nicole menjadi juara 2 dunia taekwondo poomsae
kategori anak-anak di Malaka, Malaysia. Prestasinya di bidang kuliner pun tidak
kalah menarik, dia pernah mengikuti lomba membuat kue dan menjadi juara 1. Dia
juga suka menonton acara The Asian Food Channel dan Baked with Anna Olsen.
Bercita-cita ingin menjadi seorang chef spesialis baker, dia sangat senang dan
bangga saat terpilih menjadi salah satu dari 21 kontestan yang masuk ke galeri
Junior MasterChef Indonesia.
Zidan : Remaja yang sangat
menyayangi ibunya dan lahir pada 5 Januari 2001 ini mengatakan pertama kali
belajar memasak karena dirinya hobi makan. Menurutnya, memasak itu ternyata
menyenangkan. Dan dia juga ingin menjadi seorang wirausahawan di bidang
kuliner. Memiliki kelebihan dalam memasak Indonesian Food, dia ingin memiliki
restoran dan keliling dunia untuk memasak. Hobi bermain basket dan mengidolakan
Gordon Ramsay serta mendengarkan musik Bruno Mars, ia merasa sangat senang dan
tidak menyangka saat dirinya terpilih masuk ke galeri Junior MasterChef
Indonesia.
Revo : Revo merasa sangat
bangga dan tidak menyangka saat terpilih menjadi salah satu kontestan yang
masuk ke galeri Junior MasterChef Indonesia. Kegemaran memasak berawal dari
hobinya yang suka makan. Dia sangat senang saat melihat orang menyukai
masakannya, dan itu menjadikan motivasi bagi Revo untuk mendalami dunia
kuliner. Selain itu, Revo, sulung dari dua bersaudara ini, memiliki hobi
mengoleksi pisau masak. Menjadi Junior MasterChef , Michelin Chef pertama di
Indonesia dan memiliki “food truck” di usia 13 tahun adalah impian Revo. Dia
penuh komitmen bersaing untuk menyandang gelar Junior MasterChef Indonesia.
Alex : Lahir pada 18 Desember
2005, anak yang sangat aktif dan menggemaskan ini, memiliki hobi memasak,
bermain games dan juga berolahraga golf. Untuk menyalurkan hobi memasaknya, dia
mengikuti ekstrakulikuler memasak di sekolahnya dan pernah menjadi juara
Harapan 1 Lomba Menghias Kue Tart yang diadakan di Sekolah Dasar Kristen
Harapan Bangsa Balikpapan. Dia mengaku sangat senang saat terpilih menjadi
kontestan yang masuk ke galeri Junior MasterChef Indonesia.
Usia mereka yang masih kecil dengan
kemampuan mereka yang luar biasa. Setelah saya baca dengan seksama, mereka
mempunyai hobi memasak sejak kecil dan diikutkan kursus memasak atau dilatih
memasak oleh orang tua mereka, karena makanan yang dihasilkan mereka juga tidak
seperti masakan kaki lima pinggir jalan. Karena keluarga dan lingkungan yang amat
sangat mendukung bakat mereka, tentunya bakat mereka akan tersalurkan pada
tempatnya.
2.5 Berbagai Macam Aspek
Yang Dapat Dikembangkan Ketika Memasak
• Kemampuan Motorik Halus
Untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak melalui gerakan-gerakan seperti mengaduk, meremas, memotong,
menggunting, membentuk, mencetak, menekan adonan dan bahan makanan lainnya.
Koordinasi tangan dan mata serta mengontrol kekuatan jari dan tangan juga
dilatih melalui aktivitas ini.
• Seni dan Kreativitas
Untuk mengembangkan jiwa seni
dan mengembangkan kreativitas anak melalui aktivitas mendekorasi kue dan bahan
makanan lainnya. Mereka dapat mengekspresikan kreativitas mereka dengan menbuat
dekorasi makanan yang cantik dan unik serta memberi nama makanan sesuka mereka
sesuai dengan temanya.
• Kemampuan Kognitif
Untuk mengembangkan kemampuan
kognitif anak tentang matematika yang simple dan digunakan sehari-hari,
contohnya ketika mereka menimbang dan menghitung jumlah sendok gula atau bahan
makanan lainnya secara langkah demi langkah. Selain itu, juga menambah
pengetahuan mereka tentang makanan.
• Sosial Emotional.
Aspek perkembangan berikutnya
yang penting adalah sosial emosional. Kelas memasak ini bagus untuk
mengembangkan kemampuan bersosialisasi anak. Mereka berinteraksi dengan
anak-anak lainnya dan juga dengan para juri. Mereka juga belajar mengenai kerjasama
dan berbagi dengan orang lain, dan juga belajar mengontrol emosi mereka ketika
mereka bersaing
• Ilmu
Pengetahuan
Anak-anak belajar
mengobservasi, juga belajar menimbang, mengukur, dan memprediksi jumlah bahan
makanan yang akan digunakan selama memasak. Selain itu mereka juga belajar
mengenai perubahan bahan material yang digunakan dalam proses memasak,
contohnya mereka belajar bahwa pudding berasal dari serbuk yang dicampur air
menjadi cairan, lalu dimasak dan ketika didinginkan akan menjadi padat dan siap
dimakan.
• Kemampuan Berbahasa dan Keaksaraan
Melalui interaksi antara anak
dengan temannya dan juri, mereka mengembangkan pula kemampuan berbahasa dan
keaksaraan mereka. Ketika mereka menanyakan sesuatu, mereka mendapatkan kosa
kata baru dan melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
• Moral dan Nilai-nilai Kehidupan
Mereka juga belajar tentang
moral dan nilai-nilai kehidupan. Mereka belajar akan pentingnya kebersihan,
kesehatan, dan juga disiplin dan tanggung jawab, serta pentingnya berbagi
dengan orang lain.
• Aspek Psikologis
Untuk membangun kepercayaan
diri dan konsep diri yang positif, juri memberi reward dan apresisasi untuk
anak-anak dan hasil kreasi mereka.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Simpulan
:
Melalui
memasak mereka dapat berkreasi sesuai keinginan mereka. Berkreasi tidak dengan
seni music, menggambar dan bernyayi melaikan juga memasak. Orang tua memberikan
peran bagi anak untuk mengamangkan bakat memasak mereka. Orang tua, sekolah dan
msyarakat merupakan fasilitator bagi pengembangan bakat anak. Ajang pencarian
bakat memasak seperti Junior Master Chef
Indonesia sangat mendukung untuk mengambangkan anak. Dengan ajang seperti
ini anak dapat berkreativitas sambil berkompetisi secara sehat. Mereka yang
mengikuti JMI ini kebanyakan karena mempunyai hobi memasak sejak kecil dan
mereka mendapat dukungan sepenuhnya dari orang tua untuk menggali kreativitas
dan bakatnya dengan memasak
Saran :
Untuk para
orang tua jangan menyembunyikan bakat yang dimiliki sang anak orang tua wajib
memberikan dukungan sepenuhnya untuk anak. Dengan ajang memasak anak dapat
menyalurkan bakat dan kreativitas mereka. Tetapi perlu diperhatikan setiap
audisi ada yang menjadi juara dan kalah. Orang tua perlu mengarahkan anak
kompetisi secara sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, H. & Puspita, I.
1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Gunadarma
Munandar, SCU. 1999.
Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat.
Jakarta : Gramedia Pustaka utama
0 comments :
Posting Komentar