Makalah Kreativitas dan Keberbakatan

by 20.42 0 comments
BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang

Zaman globalisasi ini banyak orang tua mengajarkan anaknya memasak dan tidak sedikit dari mereka mengikutsertakan anaknya kursus memasak. Usianya yang terlalu muda dengan dukungan keluarga serta keinginan untuk mengembangkan bakatnya anak-anak ini mampu membuat beragam makanan yang belum tentu orang di atas usianya dapat memasak layaknya hotel bintang lima. Kreativitas dan bakat anak dapat digali semenjak mereka masih kecil dan mampu untuk mengembangkannya serta dukungan orang tua dan keluarga amatlah penting ditambah dengan berbagai macam audisi pencarian bakat. Jika kondisi eksternal maupun internal dalam diri anak terpenuhi maka bakatnya pun akan terasah sejak kecil. Audisi memasak bagi anak adalah hal yang tabu bagi saya, bagaimana bisa anak memasak masakan yang terlihat enak diusianya yang separuh dari usia saya? Saya saja tidak bisa masak makanan seenak komentator para juri. Tentu saja mereka bisa, mereka punya skill dan talent memasak dan dengan dukungan orang tua mereka dapat mengembangkannya.

1.2           Rumusan Masalah

1.      Apa hubungannya memasak dapat meningkatkan kreativitas anak ?
2.      Bagaimana cara mengembangkan bakat memasak yang dimiliki anak ?
3.      Apa manfaat audisi memasak pada anak ?
4.      Motivasi anak-anak mengikuti audisi “mastercher junior Indonesia” ?
5.      Aspek apa saja yang dapat ditingkatkan pada anak ketika memasak ?

1.3           Tujuan Masalah

1.      Mengetahui hubungan memasak dengan kreativitas anak
2.      Mengtahui cara mengembangakan bakat pada anak
3.      Mengetahui manfaat audisi memasak
4.      Mengetahui motivasi anak-anak mengikuti audisi “mastercher junior Indonesia”
5.      Mengetahui aspek apa saja yang dikembangkan pada anak ketika memasak



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Hubungan Kreativitas anak dengan memasak


Rogers (dalam Utami Munandar, 2009:18) mengemukakan kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Yatim Riyanto (2012:232) kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Definisi lain menurut Moreno (dalam Yatim Riyanto, 2012:233) kreativitas merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi oranglain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri suatu hubungan baru dengan siswa/orang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka kreativitas dapat dirumuskan sebagai suatu proses aktivitas kognitif seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa karya baru maupun karya kombinasi yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya.

Anak- anak mengalami pertumbuhan sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan motorik, koordinasi otot-otot dan kecepatan jasmaniahnya menunjukkan kemajuan yang mencolok. Pertumbuhan ketrampilan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus pada anak, tidak akan berkembang melalui kematangan begitu saja, melainkan ketrampilan itu harusdipelajari.(Depdiknas. 2007:1) Gerakan motorik halus hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan inimembutuhkan koordinasi mata dan tanganyang cermat.(Sujiono.dkk, 2009:1.14)

Lalu bagaimana hubungan memasak dengan kreativitas?, dengan memasak anak-anak mampu mengekspresikan kreasi dan pikirannya. Melalui kegiatan memasak dan mendekorasi makanan yang menyenangkan, dengan tujuan meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan motorik halus dan kreativitas anak.

Proses memasak juga bisa menjadi cara mengasah kreativitas. Bayangkan jika kegiatan memasak dikenalkan pada anak sejak dini. Anak akan tumbuh menjadi pribadi kreatif, sama seperti anak belajar bermusik, melukis atau menari. memasak kental dengan nilai seni. Mencampur bahan-bahan masakan menjadi satu, menciptakan perpaduan rasa, warna dan proses pematangan yang hasilnya dapat dinikmati oleh lidah, adalah serangkaian proses seni dalam memasak. Selain juga menggabungkan rasa asam, asin, manis dan pahit menjadi sesuatu yang dapat dinikmati.

2.2 Mengembangkan Bakat Anak

Berbicara mengenai sejarah bakat sama saja dengan berbicara sejarah manusia, bakat sama tuanya dengan manusia itu sendiri. Saat manusia lahir dalam dirinya telah tertanam potensi yang dapat ia kembangkan saat ia mulai berkembang nanti. Bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika.
Perlu ditekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial, seseorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan kesempatan untuk  mengembangkan bakatnya secara maksimal. Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didukung oleh fasilitas dan motifasi yang tinggi, akan dapat terealisasikan dalam bentuk prestasi unggul.
Ciri-Ciri Anak Berbakat Menurut Renzulli dan kawan-kawan ciri anak berbakat adalah: memiliki  Kemampuan diatas rata-rata, daya kreatifitas yang tinggi, dan memiliki tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas. Menurut Parker (1975) adalah ciri anak berbakat sejak kecil lebih aktif danlebih menaruh perhatian terhadap lingkungannya walaupun ada beberapa anak berbakat lambat dalam perkembangan motorik. sedangkan menurut R.A. Martison dalam bukunya The Identification of the Gifted adn Talented (1974), ciri anak berbakat diantaranya:
-          Membaca pada usia yang relati lebih muda
-          Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
-          Mempunyai inisiatif bekerja sendiri
-          Senang mencoba hal-hal baru
Peran orang tua, sekolah serta masyarakat dalam mengembangkan bakat sangatlah penting, orang tua merupakan patokan dari anak artinya setiap arahan yang orang tua berikan sangat berpengaruh bagi anak. Orang tua wajib memberikan peranan besar bagi pengembangan bakat anak, berikut ini merupakan peran orang tua dan guru :
·                      Peran orang tua dalam mengembangkan bakat anak :
-          Mengetahui bakat apa yang dimiliki sang anak
-          Menerima kenyataan bahwa kateristik anak berbeda-beda
-          Sebagai motivator bagi anak tentang bakat yang dimilikinya
-          Memfasilitasi bakat anak agar berkembang
-          Memberi kebebasan terhadap anak untuk mengembangkan bakatnya
-          Mendukung dan memberi arahan tentang bakat yang dimiliki anak
-          Menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada anak

·                    Peran sekolah dalam mengembangkan bakat anak :
-          Mengadakan ekstrakuliker
-          Mengadakan kompetesi untuk menyaring bakat anak
-          Mendukung bakat anak peserta didik
-          Menjadikan sekolah sebagai fasilitator
-          Mengarahkan bakat yang dimiliki peserta didik

·                  Peran Masyarakat dalam mengembangkan bakat anak :
-          Menciptakan lingkungan yang aman dan damai
-          Memberikan sarana dan prasarana
-          Tidak menutup diri dari media
-          Bersifat terbuka terhadap kebudayaan lain
-          Menghargai perbedaan

Telah diketahui bahwa faktor yang mendukung bakat anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak juga disarankan tidak menutupi bakatnya lebih baik dikembangkan jika ketiga faktor tersebut telah terpenuhi.

2.3 Pencarian Bakat Memasak “Junior Master Chef Indonesia”

Dikutip dari website Junior Master Chef Indonesia (JMI). “Talent Search Memasak Anak – Anak terbesar pertama kali di Indonesia yang diikuti oleh anak – anak berusia 8 – 13 tahun yang memiliki passion memasak. Tema Junior MasterChef Indonesia adalah “Delicious Dream”, di mana anak – anak bisa mewujudkan mimpi mereka di bidang kuliner dan merasakan bagaimana menjadi kontestan Masterchef Indonesia (versi dewasa) seperti yang mereka lihat sebelumnya di TV. Kami menyebut ini “Experiencing The Gallery MasterChef”. Dari 250 calon kontestan Junior MasterChef dari seluruh Indonesia, 21 anak berhasil lolos, terpilih menjadi kontestan dan berhasil masuk ke Gallery MasterChef Indonesia. Tantangan tidak lebih mudah dari versi dewasa, bahkan ada beberapa tantangan yang lebih sulit namun kontestan berhasil menaklukannya dengan baik.”
Di masa sekarang ini banyak sekali macam dari pencarian bakat, seperti menyanyi, acting, menari, memasak dll. Tapi saya sangat tertarik membahas Junior Master Chef  pada awalnya saya hanya melihat sekilas tayangan JM Australia yang tayang di Fox. Saya sangat heran kok bisa anak kecil yang rata-rata umurnya sekitar 6-12 tahun memasak makanan seperti itu. Saya seumuran mereka hanya bisa bermain masak-masakan. Lalu baru-baru ini tayanglah di Indonesia Junior Master Chef Indonesia yang tayang di salah satu stasiun tv swasta di Indonesia.
Dengan adanya ajang seperti ini anak mampu mengembangkan kreativitas dan dapat menyalurkan bakat mereka. Ajang kompetisi bagi mereka dapat meningkatkan daya saing yang sehat serta dapat menyadari di setiap kompetisi selalu ada yang menang dan ada yang kalah, anak-anak juga dilatih akan persaingan di kehidupan nyata sehingga nantinya mereka dapat terapkan ketika mereka dewasa. Memasak juga dapat menjadikan pribadi anak lebih mandiri dan dengan keberanian mereka memasak dan tampil di televisi membuat anak semakin percaya diri.
Orang tua yang mempunyai anak berbakat memasak dapat memberi dukungan serta dorongan dengan cara anak mengikuti ajang seperti ini, selain anak dilatih untuk bersaing secara sehat anak juga dapat mengembangkan kreativitas dan bakat yang dimilikinya. Orang tua seharusnya tidak memaksakan kehendaknya tetapi memberi pengarahan yang baik bagi anak.

2.4 Motivasi anak – anak mengikuti ajang Junior Master Chef Indonesia

Berikut ini merupakan motivasi anak anak yang mengikuti ajang memasak JMI, dan ini merupakan jagoan-jagoan kecil yang saya idolakan:

Afaf     : Tertarik memasak sejak usia 5 tahun, gadis cilik keturunan Arab yang lahir pada 12 Desember 2002 ini mengikuti Junior Masterchef Indonesia. Mengidolakan profesional chef dunia, membuatnya banyak mengkoleksi poster chef dari berbagai negara. Bungsu dari 4 bersaudara yang ahli dalam bidang pastry ini, memiliki rencana untuk meneruskan pendidikan kulinernya di Culinary Institute of New York untuk menjadi chef professional yang terkenal sampai ke USA. Untuk menambah pengalaman, Afaf yang hobi membaca buku-buku resep dan komik Miko mengaku sangat senang saat dirinya terpilih masuk ke galeri Masterchef Junior Indonesia. “Perasaannya seneng dan deg-degan pas tau kepilih,” ujar Afaf meyakinkan.
Nicole : Terlahir dari keluarga atlit Timnas, Nicole tumbuh dan memiliki jiwa kompetisi yang tinggi. Banyak penghargaan olah raga taekwondo tingkat dunia yang telah di raihnya sejak umur 8 tahun. Pada tahun 2011 Nicole menjadi juara 2 dunia taekwondo poomsae kategori anak-anak di Malaka, Malaysia. Prestasinya di bidang kuliner pun tidak kalah menarik, dia pernah mengikuti lomba membuat kue dan menjadi juara 1. Dia juga suka menonton acara The Asian Food Channel dan Baked with Anna Olsen. Bercita-cita ingin menjadi seorang chef spesialis baker, dia sangat senang dan bangga saat terpilih menjadi salah satu dari 21 kontestan yang masuk ke galeri Junior MasterChef Indonesia.
Zidan : Remaja yang sangat menyayangi ibunya dan lahir pada 5 Januari 2001 ini mengatakan pertama kali belajar memasak karena dirinya hobi makan. Menurutnya, memasak itu ternyata menyenangkan. Dan dia juga ingin menjadi seorang wirausahawan di bidang kuliner. Memiliki kelebihan dalam memasak Indonesian Food, dia ingin memiliki restoran dan keliling dunia untuk memasak. Hobi bermain basket dan mengidolakan Gordon Ramsay serta mendengarkan musik Bruno Mars, ia merasa sangat senang dan tidak menyangka saat dirinya terpilih masuk ke galeri Junior MasterChef Indonesia.
Revo   : Revo merasa sangat bangga dan tidak menyangka saat terpilih menjadi salah satu kontestan yang masuk ke galeri Junior MasterChef Indonesia. Kegemaran memasak berawal dari hobinya yang suka makan. Dia sangat senang saat melihat orang menyukai masakannya, dan itu menjadikan motivasi bagi Revo untuk mendalami dunia kuliner. Selain itu, Revo, sulung dari dua bersaudara ini, memiliki hobi mengoleksi pisau masak. Menjadi Junior MasterChef , Michelin Chef pertama di Indonesia dan memiliki “food truck” di usia 13 tahun adalah impian Revo. Dia penuh komitmen bersaing untuk menyandang gelar Junior MasterChef Indonesia.
Alex    : Lahir pada 18 Desember 2005, anak yang sangat aktif dan menggemaskan ini, memiliki hobi memasak, bermain games dan juga berolahraga golf. Untuk menyalurkan hobi memasaknya, dia mengikuti ekstrakulikuler memasak di sekolahnya dan pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Menghias Kue Tart yang diadakan di Sekolah Dasar Kristen Harapan Bangsa Balikpapan. Dia mengaku sangat senang saat terpilih menjadi kontestan yang masuk ke galeri Junior MasterChef Indonesia.
Usia mereka yang masih kecil dengan kemampuan mereka yang luar biasa. Setelah saya baca dengan seksama, mereka mempunyai hobi memasak sejak kecil dan diikutkan kursus memasak atau dilatih memasak oleh orang tua mereka, karena makanan yang dihasilkan mereka juga tidak seperti masakan kaki lima pinggir jalan.  Karena keluarga dan lingkungan yang amat sangat mendukung bakat mereka, tentunya bakat mereka akan tersalurkan pada tempatnya.

2.5 Berbagai Macam Aspek Yang Dapat Dikembangkan Ketika Memasak

• Kemampuan Motorik Halus
Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui gerakan-gerakan seperti mengaduk, meremas, memotong, menggunting, membentuk, mencetak, menekan adonan dan bahan makanan lainnya. Koordinasi tangan dan mata serta mengontrol kekuatan jari dan tangan juga dilatih melalui aktivitas ini.
• Seni dan Kreativitas
Untuk mengembangkan jiwa seni dan mengembangkan kreativitas anak melalui aktivitas mendekorasi kue dan bahan makanan lainnya. Mereka dapat mengekspresikan kreativitas mereka dengan menbuat dekorasi makanan yang cantik dan unik serta memberi nama makanan sesuka mereka sesuai dengan temanya.
• Kemampuan Kognitif
Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak tentang matematika yang simple dan digunakan sehari-hari, contohnya ketika mereka menimbang dan menghitung jumlah sendok gula atau bahan makanan lainnya secara langkah demi langkah. Selain itu, juga menambah pengetahuan mereka tentang makanan.
• Sosial Emotional.
Aspek perkembangan berikutnya yang penting adalah sosial emosional. Kelas memasak ini bagus untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi anak. Mereka berinteraksi dengan anak-anak lainnya dan juga dengan para juri. Mereka juga belajar mengenai kerjasama dan berbagi dengan orang lain, dan juga belajar mengontrol emosi mereka ketika mereka bersaing
•  Ilmu Pengetahuan
Anak-anak belajar mengobservasi, juga belajar menimbang, mengukur, dan memprediksi jumlah bahan makanan yang akan digunakan selama memasak. Selain itu mereka juga belajar mengenai perubahan bahan material yang digunakan dalam proses memasak, contohnya mereka belajar bahwa pudding berasal dari serbuk yang dicampur air menjadi cairan, lalu dimasak dan ketika didinginkan akan menjadi padat dan siap dimakan.
• Kemampuan Berbahasa dan Keaksaraan
Melalui interaksi antara anak dengan temannya dan juri, mereka mengembangkan pula kemampuan berbahasa dan keaksaraan mereka. Ketika mereka menanyakan sesuatu, mereka mendapatkan kosa kata baru dan melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
• Moral dan Nilai-nilai Kehidupan
Mereka juga belajar tentang moral dan nilai-nilai kehidupan. Mereka belajar akan pentingnya kebersihan, kesehatan, dan juga disiplin dan tanggung jawab, serta pentingnya berbagi dengan orang lain.
• Aspek Psikologis
Untuk membangun kepercayaan diri dan konsep diri yang positif, juri memberi reward dan apresisasi untuk anak-anak dan hasil kreasi mereka.



BAB III
PENUTUP

Simpulan :
            Melalui memasak mereka dapat berkreasi sesuai keinginan mereka. Berkreasi tidak dengan seni music, menggambar dan bernyayi melaikan juga memasak. Orang tua memberikan peran bagi anak untuk mengamangkan bakat memasak mereka. Orang tua, sekolah dan msyarakat merupakan fasilitator bagi pengembangan bakat anak. Ajang pencarian bakat memasak seperti Junior Master Chef Indonesia sangat mendukung untuk mengambangkan anak. Dengan ajang seperti ini anak dapat berkreativitas sambil berkompetisi secara sehat. Mereka yang mengikuti JMI ini kebanyakan karena mempunyai hobi memasak sejak kecil dan mereka mendapat dukungan sepenuhnya dari orang tua untuk menggali kreativitas dan bakatnya dengan memasak

Saran :
            Untuk para orang tua jangan menyembunyikan bakat yang dimiliki sang anak orang tua wajib memberikan dukungan sepenuhnya untuk anak. Dengan ajang memasak anak dapat menyalurkan bakat dan kreativitas mereka. Tetapi perlu diperhatikan setiap audisi ada yang menjadi juara dan kalah. Orang tua perlu mengarahkan anak kompetisi secara sehat.





DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, H. & Puspita, I. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Gunadarma
Munandar, SCU. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta : Gramedia Pustaka utama


Mega

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments :

Posting Komentar