Casandra
Pagi
itu sangat dingin, beku, dan diselimuti oleh salju. Suasana yang sepi bahkan
dihari senin yang seharusnya warga desa hilir mudik singgah ke kota, tapi pagi
itu terlihat pemandangan yang kontras dengan hari-hari biasa. Hanya segelintir
orang yang beraktivitas hari itu. Dingin yang menusuk tulang tidak membatasi
niat seorang gadis belia yang bernama Anna pergi ke kota untuk menjalankan
kewajibannya. Anna tinggal di desa Vallentinea sebelah utara dari Xerxexia,
desa terpencil yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak.
Anna tinggal bersama dengan bibi nya yaitu Casandra.
Pagi
yang dingin itu Anna tetap berangkat ke kota. Ia menunggu berjam-jam bis yang
akan membawanya ke kota. Ia berdiri tegak sambil memasukan kedua tangannya ke
dalam mantel cokelat yang tebal sambil berharap semoga hari ini lebih baik dari
kemarin. Saat itu di tempat ia menunggu datanglah seorang kakek tua yang
berdiri tepat disampingnya dan kakek itu berkata.
“Hai
nak, mau kemana kau pagi ini”
“Saya
ingin berjualan di kota kek”, jawab Anna
Tiba-tiba
bis yang ia tunggu datang dan pada saat yang bersamaan kakek itu berkata
“Ambilah
kalung ini setidaknya ini dapat melindungimu dari kejahatan di luar sana ”
Anna
mengambilnya dan berterima kasih kemudian pergi dengan bis itu herannya lagi
kakek itu tidak ikut naik ke bis yang ia tunggu bersama. Saat sampai di kota
tujuan Anna berjalan beberapa meter untuk sampai di pasar tempat biasa dia
berjualan. Semakin siang semakin dingin,
barang dagangan yang ia jual sampai sore itu belum ada satu pun yang terjual.
Dingin yang menembus tulang membuat perutnya terasa lapar, ia teringat oleh
Casandra di rumah. Casandra mengidap penyakit Alzheimer semakin tua penyakitnya
semakin parah ia hanya ingat kepada bayi kecil nya. Anna diadopsi oleh Casandra
sejak ia berumur 3 tahun sebelumnya Anna titipakn dipanti asuhan. Anna merasa
heran mengapa ia hanya teringat oleh bayinya bahkan ia lupa siapa suaminya dan
orang tuanya. Tapi mengapa Casandra menceritakan kepadanya bahwa ia mengadopsi
Anna saat berumur 3 tahun. Anna kemudian membereskan dagangannya dan kembali ke
desa di perjalanan ia merasakan ada suatu hal yang tidak enak. Saat ia berjalan
di tengah jalan yang dingin dan sepi hanya beberapa lampu kota yang menyala. Ia
bertemu dengan kakek yang memberikannya kalung itu.
“Anna,
kemarilah” Sapa kakek itu
Anna
pun mengabaikannya dan terus berjalan.
“Anna,
bisa kah kita mengobrol sebentar”
Anna
melangkahkan kakinya dengan cepat. Semakin cepat ia melangkah suara itu semakin
dekat. Bahkan seperti ada disampingnya. Ia menghentikan kakinya dan menoleh
kebelakang. Ia kaget ternyata kakek tua itu jauh diujung sana tapi mengapa
suara itu jelas sekali. Ia mampir di sebuah kedai karena tak tahan mendengar
bunyi perut laparnya.
“Pesan
satu makanan paket hemat ya” minta Anna
Tak
beberapa lama kemudian sang pelayan membawa makanan untuk Anna.
“Kalung
yang bagus” Puji salah seorang pelanggan
“Iya
terima kasih, ini pemberian dari seseorang”
Saat
ia mulai mendekatkan sendok ke mulut ia
teringat oleh Casandra di rumah. Dan ia meminta pelayan untuk membungkus
makanan ini. Saat ia melewati toko perhiasan ia berniat untuk menjual kalung
itu. Dan tak lama beberapa saat ia teringat kembali oleh Casandra dan
melanjutkan perjalanan pulang. Saat ia menunggu bis ia bertemu dengan nenek
yang tiba-tiba berada dibelakangnya, Anna amat sangat terkejut dengan kehadiran
nenek itu.
“Apakah
kau Anna?” Tanya Nenek
“I..ii..ya
saya Anna, apa yang nenek inginkan dari saya?”
“Darimana
kau dapat kalung itu?”
“Dari
seseorang yang kutemui tadi pagi” jawab Anna
“Apa
kau mengenalnya?”
“Tidak
sama sekali nek, ia adalah kakek yang berjalan menggunakan tongkat dan topi
hitam”
Dengan
tidak basa basi nenek itu kemudian memberikannya selembar foto dan kemudian
pergi. Ternyata orang yang di dalam foto itu adalah Casandra yang menggendong
bayi mungilnya. Merasa ada kejanggalan di hari itu Anna bergegas pulang
merasakan ada suatu hal yang buruk akan terjadi pada bibinya. Hari ini ia
bertemu dengan dua orang aneh yang memberikan barang-barang aneh. Ia telah
sampai di desa, mukanya yang pucat dan badannya yang melemah tidak kuat
menggerakan kakinya untuk berjalan ditengah dinginnya malam. Ia pun berjalan
perlahan dari arah yan berlawanan ia bertemu dengan pria yang misterius dan
sepertinya bukan penduduk desa Vallentinea. Ia pun menaruh rasa curiga pada
laki-laki itu dan Anna merasa pernah bertemu sebelumnya. Sesampai dirumah, Anna
melihat Casandra tergeletak lemah di tengah meja makan yang penuh dengan lilin
kecil. Saat ia membalikan badan Casandra terlihat sebilah pisau menancap
diperutnya.
“Ya
tuhan, bibi apa yang terjadi. Apakah bibi baik-baik saja?”
Dipeganya
urat nadi Casandra dan ternyata ia sudah tidak bernapas lagi. Anna menjerit,
menangis dengan pedih yang mandalam ia menyesal karena telat pulang kerumah.
Penduduk desa pun mengadakan upacara pemakaman Casandra. Anna yang masih
dirundung pilu dan luka yang mendalam atas kepergian Casandra bibinya yang
telah merawatnya selama 14 tahun. Walaupun Casandra terkadang lupa siapa Anna
itu, tetapi Anna tetap setia menjaga Casandra.
5
bulan berlalu Anna yang masih berduka atas kepergian bibinya mencoba membuka
misteri kematian Casandra. Ia mengumpulkan barang-barang seperti kalung
pemberian kakek, foto pemberian nenek, dan sebilah pisau tua yang terukir
gagangnya. Saat ia mengamati kalung itu ternyata kalung itu didalamnya terdapat
tulisan Casandra Pinel, Anna beranjak dari tempat tidur dan bergegas pergi ke
panti asuhan dimana ia dulu dititipkan. Sesampainya disana ia bertemu dengan
pemilik panti yang masih mengenali dirinya.
“Madame,
apakah madam masih mengenali saya?” tanya Anna
“Ya
tentu saja sayang, lihat dirimu sekarang semakin cantik. Apa kabar kau Joanna?”
Tanya madam Laura sang pemilik panti
“Lumayan
baik madam, apakah kau tau bibi Casandra yang mengambil saya dari panti ini?”
“Iya
wanita yang sama cantiknya dengan mu kan?”
“Bolehkah
saya minta data tentang dirinya?”
“Tentu
boleh, apa kabar dengan Casandra?” Tanya madam
“Ia
telah meninggal 5 bulan yang lalu” jawab Anna dengan suara pelan
“Saya
turut berduka atas kepergiannya”
Tak
lama kemudian Madam Laura menemukan data Anna dan orang tua pengasuh. Setelah
di dapat ia berpamitan dan bergegas pulang. Sesampainya dirumah ia melihat
semua berkas-berkas penting tentang dirinya dan Casandra. Anna ditaruh di panti
asuhan oleh orang bernama Julianne Tybalt dan Nicholas Pinel. Ia terkejut
melihat nama Nicholas Pinel yang sama marganya dengan Casandra Pinel. Anna
terus berpikir apa hubungannya Casandra dengan pria yang bernama Nicholas. Saat
ia melihat foto Nicholas ia berfikir pria ini adalah pelayan di kedai saat itu.
Keesokan harinya ia pergi ke kedai dimana ia pernah singgah sebentar.
“Maaf
pak apakah ada pelayan kedai ini seperti yang di foto ini” Tanya Anna kepada
pelayan yang lain.
“Oh
iya dia Nike dulu sempat bekerja disini sekarang saya yang menggantikannya”
“Sekarang
dimana ia tinggal?” Tanya Anna
“Coba
kau cari di belakang pasar itu, sepertinya ia tinggal disana”
Anna
terus menanyakan satu per satu orang yang berdagang di tempat itu. Dan ia
menemukan pedagang pisau yang memberitahukan dimana tempat tinggal Nicholas.
Anna menemukan rumah Nicholas yang kumuh tepat dipinggir sungai.
“Permisi
apakah ini rumah Tuan Nike?” Tanya Anna
“Ya
saya sendiri, ada perlu apa?” jawab Nike dengan kaget karena gadis itu yang
tinggal bersama Casandra
“Bolehkah
saya bertanya sebentar?”
“Boleh
kalau begitu silahkan masuk, maaf rumah saya berantakan” ajak Nike
Anna
yang masuk sambil melihat sekeliling ruangan. Dinding yang kusam dengan
furniture tua yang berantakan ditambah dengan tumpukan botol bir menambah kesan
yang menjijikan.
“Apakah
kau kenal dengan wanita yang bernama Casandra Pinel?” Tanya Anna
Nike
kaget dan tersedak saat meminum birnya.
“Sekali
lagi apakah tuan Nicholas Pinel mengenal wanita yang bernama Casandra Pinel?”
tegas Anna
“Kau.
Dari mana kau tau nama saya? Ia Casandra adalah istri saya ” Tanya Nike
Anna
kaget setengah mati mendengar ternyata ia adalah suami Casandra. Dan memang
benar Nike adalah suami bibinya. Ia mengatakan semua hal yang terjadi pada
Casandra. Setelah Nike melihat daftar istrinya dan Anna dari panti asuhan ia
baru sadar bahwa Anna yang ditaruhnya di panti asuhan itu berarti adalah
anaknya, Hati Anna pun menjerit kesakitan ia tidak pernah menyadari kalau bibi
yang merawatnya adalah ibunya sendiri. Dan Nike menceritakan kalau Anna ditaruh
di panti asuhan atas dasar suruhan Orang tua Casandra dengan alasan penyakit
Casandra yang semakin parah. Dan Julianne Tybalt adalah adik kandung Casandra,
ia menemani Nike untuk menitipkan Anna di panti itu saat itu. Casandra cukup
terpukul atas kehilangan bayinya, dan lebih memilih pergi dari rumah. Anna
melihat pisau di yang ditancapkan di buah apel, pisau tersebut mirip dengan
pisau yang tertancap di perut ibunya dan mantel yang digunakan pria misterius
pada malam kematian ibunya
“Apakah
kau pria misterius yang ku temui pada malam kematian ibu ku?” Tanya Anna
“Setiap
hari disaat kau belum pulang saya menyempatkan waktu untuk menjenguk ibumu, ya
sore itu kita pernah bertemu disebuah kedai dan saya bergegas ke desa tempat
tinggal mu untuk menemui Casandra sebelum kau pulang. Dia tidak akan ingat
siapa saya, tapi saya selalu menyempatkan waktu untuk melihat keadannya
walaupun hanya 1 menit. Apakah kau tau
mengapa saya tidak tinggal dengan Casandra? Karena ia tidak pernah mau tinggal
dengan laki-laki yang tidak ia kenal. Dan sebelumnya saya kira kau ini adalah anak
tetangga yang terus bermain di rumah Casandra” jelas Nike panjang lebar
“Jadi
sehari setelah kematiannya apakah kau tau?”
“Ya
saya tau dari penduduk desa” jawab Nike
Anna
mengeluarkan pisau dan Nike menunjukan pisau yang tertancap itu. Dan ternyata
itu adalah pisau hasil ukiran pedagang pisau yang Anna tanyakan tadi. Nike
membelinya untuk hadiah pernikahannya dengan Casandra. Dan Anna menceritakan
tentang kakek dan nenek yang memberikannya kalung dan foto kepada Nike dan itu
adalah orang tua Casandra, Nike menceritakan bahwa orang tua Casandra tidak
pernah mau punya cucu perempuan maka dari itu ia beralasan penyakit Casandra
yang semakin parah.
“Mengapa
tidak kau saja yang merawat ku?” Tanya Anna
“Karena
aku tidak mau anaku berada di tengah lingkungan yang buruk”
“Lalu
apa maksud mereka memberikan
barang-barang ini?” Tanya Anna
“Mungkin
mereka pikir kau harus tau yang sebenarnya” jawab Nike.
Semenjak
itu Anna menyadari semuanya dan ia lebih memilih merawat anak-anak panti asuhan
dimana dulu ia dititipkan.
Megah Purnamasari
0 comments :
Posting Komentar