CERPEN

by 18.38 0 comments


Casandra

Pagi itu sangat dingin, beku, dan diselimuti oleh salju. Suasana yang sepi bahkan dihari senin yang seharusnya warga desa hilir mudik singgah ke kota, tapi pagi itu terlihat pemandangan yang kontras dengan hari-hari biasa. Hanya segelintir orang yang beraktivitas hari itu. Dingin yang menusuk tulang tidak membatasi niat seorang gadis belia yang bernama Anna pergi ke kota untuk menjalankan kewajibannya. Anna tinggal di desa Vallentinea sebelah utara dari Xerxexia, desa terpencil yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Anna tinggal bersama dengan bibi nya yaitu Casandra.

Pagi yang dingin itu Anna tetap berangkat ke kota. Ia menunggu berjam-jam bis yang akan membawanya ke kota. Ia berdiri tegak sambil memasukan kedua tangannya ke dalam mantel cokelat yang tebal sambil berharap semoga hari ini lebih baik dari kemarin. Saat itu di tempat ia menunggu datanglah seorang kakek tua yang berdiri tepat disampingnya dan kakek itu berkata.

“Hai nak, mau kemana kau pagi ini”

“Saya ingin berjualan di kota kek”, jawab Anna

Tiba-tiba bis yang ia tunggu datang dan pada saat yang bersamaan kakek itu berkata

“Ambilah kalung ini setidaknya ini dapat melindungimu dari kejahatan di luar sana ”

Anna mengambilnya dan berterima kasih kemudian pergi dengan bis itu herannya lagi kakek itu tidak ikut naik ke bis yang ia tunggu bersama. Saat sampai di kota tujuan Anna berjalan beberapa meter untuk sampai di pasar tempat biasa dia berjualan.  Semakin siang semakin dingin, barang dagangan yang ia jual sampai sore itu belum ada satu pun yang terjual. Dingin yang menembus tulang membuat perutnya terasa lapar, ia teringat oleh Casandra di rumah. Casandra mengidap penyakit Alzheimer semakin tua penyakitnya semakin parah ia hanya ingat kepada bayi kecil nya. Anna diadopsi oleh Casandra sejak ia berumur 3 tahun sebelumnya Anna titipakn dipanti asuhan. Anna merasa heran mengapa ia hanya teringat oleh bayinya bahkan ia lupa siapa suaminya dan orang tuanya. Tapi mengapa Casandra menceritakan kepadanya bahwa ia mengadopsi Anna saat berumur 3 tahun. Anna kemudian membereskan dagangannya dan kembali ke desa di perjalanan ia merasakan ada suatu hal yang tidak enak. Saat ia berjalan di tengah jalan yang dingin dan sepi hanya beberapa lampu kota yang menyala. Ia bertemu dengan kakek yang memberikannya kalung itu.

“Anna, kemarilah” Sapa kakek itu

Anna pun mengabaikannya dan terus berjalan.

“Anna, bisa kah kita mengobrol sebentar”

Anna melangkahkan kakinya dengan cepat. Semakin cepat ia melangkah suara itu semakin dekat. Bahkan seperti ada disampingnya. Ia menghentikan kakinya dan menoleh kebelakang. Ia kaget ternyata kakek tua itu jauh diujung sana tapi mengapa suara itu jelas sekali. Ia mampir di sebuah kedai karena tak tahan mendengar bunyi perut laparnya.

“Pesan satu makanan paket hemat ya” minta Anna

Tak beberapa lama kemudian sang pelayan membawa makanan untuk Anna.

“Kalung yang bagus” Puji salah seorang pelanggan

“Iya terima kasih, ini pemberian dari seseorang”

Saat ia mulai mendekatkan  sendok ke mulut ia teringat oleh Casandra di rumah. Dan ia meminta pelayan untuk membungkus makanan ini. Saat ia melewati toko perhiasan ia berniat untuk menjual kalung itu. Dan tak lama beberapa saat ia teringat kembali oleh Casandra dan melanjutkan perjalanan pulang. Saat ia menunggu bis ia bertemu dengan nenek yang tiba-tiba berada dibelakangnya, Anna amat sangat terkejut dengan kehadiran nenek itu.

“Apakah kau Anna?” Tanya Nenek

“I..ii..ya saya Anna, apa yang nenek inginkan dari saya?”

“Darimana kau dapat kalung itu?”

“Dari seseorang yang kutemui tadi pagi” jawab Anna

“Apa kau mengenalnya?”

“Tidak sama sekali nek, ia adalah kakek yang berjalan menggunakan tongkat dan topi hitam”

Dengan tidak basa basi nenek itu kemudian memberikannya selembar foto dan kemudian pergi. Ternyata orang yang di dalam foto itu adalah Casandra yang menggendong bayi mungilnya. Merasa ada kejanggalan di hari itu Anna bergegas pulang merasakan ada suatu hal yang buruk akan terjadi pada bibinya. Hari ini ia bertemu dengan dua orang aneh yang memberikan barang-barang aneh. Ia telah sampai di desa, mukanya yang pucat dan badannya yang melemah tidak kuat menggerakan kakinya untuk berjalan ditengah dinginnya malam. Ia pun berjalan perlahan dari arah yan berlawanan ia bertemu dengan pria yang misterius dan sepertinya bukan penduduk desa Vallentinea. Ia pun menaruh rasa curiga pada laki-laki itu dan Anna merasa pernah bertemu sebelumnya. Sesampai dirumah, Anna melihat Casandra tergeletak lemah di tengah meja makan yang penuh dengan lilin kecil. Saat ia membalikan badan Casandra terlihat sebilah pisau menancap diperutnya.

“Ya tuhan, bibi apa yang terjadi. Apakah bibi baik-baik saja?”

Dipeganya urat nadi Casandra dan ternyata ia sudah tidak bernapas lagi. Anna menjerit, menangis dengan pedih yang mandalam ia menyesal karena telat pulang kerumah. Penduduk desa pun mengadakan upacara pemakaman Casandra. Anna yang masih dirundung pilu dan luka yang mendalam atas kepergian Casandra bibinya yang telah merawatnya selama 14 tahun. Walaupun Casandra terkadang lupa siapa Anna itu, tetapi Anna tetap setia menjaga Casandra.

5 bulan berlalu Anna yang masih berduka atas kepergian bibinya mencoba membuka misteri kematian Casandra. Ia mengumpulkan barang-barang seperti kalung pemberian kakek, foto pemberian nenek, dan sebilah pisau tua yang terukir gagangnya. Saat ia mengamati kalung itu ternyata kalung itu didalamnya terdapat tulisan Casandra Pinel, Anna beranjak dari tempat tidur dan bergegas pergi ke panti asuhan dimana ia dulu dititipkan. Sesampainya disana ia bertemu dengan pemilik panti yang masih mengenali dirinya.

“Madame, apakah madam masih mengenali saya?” tanya Anna

“Ya tentu saja sayang, lihat dirimu sekarang semakin cantik. Apa kabar kau Joanna?” Tanya madam Laura sang pemilik panti

“Lumayan baik madam, apakah kau tau bibi Casandra yang mengambil saya dari panti ini?”

“Iya wanita yang sama cantiknya dengan mu kan?”

“Bolehkah saya minta data tentang dirinya?”

“Tentu boleh, apa kabar dengan Casandra?” Tanya madam

“Ia telah meninggal 5 bulan yang lalu” jawab Anna dengan suara pelan

“Saya turut berduka atas kepergiannya”

Tak lama kemudian Madam Laura menemukan data Anna dan orang tua pengasuh. Setelah di dapat ia berpamitan dan bergegas pulang. Sesampainya dirumah ia melihat semua berkas-berkas penting tentang dirinya dan Casandra. Anna ditaruh di panti asuhan oleh orang bernama Julianne Tybalt dan Nicholas Pinel. Ia terkejut melihat nama Nicholas Pinel yang sama marganya dengan Casandra Pinel. Anna terus berpikir apa hubungannya Casandra dengan pria yang bernama Nicholas. Saat ia melihat foto Nicholas ia berfikir pria ini adalah pelayan di kedai saat itu. Keesokan harinya ia pergi ke kedai dimana ia pernah singgah sebentar.

“Maaf pak apakah ada pelayan kedai ini seperti yang di foto ini” Tanya Anna kepada pelayan yang lain.

“Oh iya dia Nike dulu sempat bekerja disini sekarang saya yang menggantikannya”

“Sekarang dimana ia tinggal?” Tanya Anna

“Coba kau cari di belakang pasar itu, sepertinya ia tinggal disana”

Anna terus menanyakan satu per satu orang yang berdagang di tempat itu. Dan ia menemukan pedagang pisau yang memberitahukan dimana tempat tinggal Nicholas. Anna menemukan rumah Nicholas yang kumuh tepat dipinggir sungai.

“Permisi apakah ini rumah Tuan Nike?” Tanya Anna

“Ya saya sendiri, ada perlu apa?” jawab Nike dengan kaget karena gadis itu yang tinggal bersama Casandra

“Bolehkah saya bertanya sebentar?”

“Boleh kalau begitu silahkan masuk, maaf rumah saya berantakan” ajak Nike

Anna yang masuk sambil melihat sekeliling ruangan. Dinding yang kusam dengan furniture tua yang berantakan ditambah dengan tumpukan botol bir menambah kesan yang menjijikan.

“Apakah kau kenal dengan wanita yang bernama Casandra Pinel?” Tanya Anna

Nike kaget dan tersedak saat meminum birnya.

“Sekali lagi apakah tuan Nicholas Pinel mengenal wanita yang bernama Casandra Pinel?” tegas Anna

“Kau. Dari mana kau tau nama saya? Ia Casandra adalah istri saya ” Tanya Nike

Anna kaget setengah mati mendengar ternyata ia adalah suami Casandra. Dan memang benar Nike adalah suami bibinya. Ia mengatakan semua hal yang terjadi pada Casandra. Setelah Nike melihat daftar istrinya dan Anna dari panti asuhan ia baru sadar bahwa Anna yang ditaruhnya di panti asuhan itu berarti adalah anaknya, Hati Anna pun menjerit kesakitan ia tidak pernah menyadari kalau bibi yang merawatnya adalah ibunya sendiri. Dan Nike menceritakan kalau Anna ditaruh di panti asuhan atas dasar suruhan Orang tua Casandra dengan alasan penyakit Casandra yang semakin parah. Dan Julianne Tybalt adalah adik kandung Casandra, ia menemani Nike untuk menitipkan Anna di panti itu saat itu. Casandra cukup terpukul atas kehilangan bayinya, dan lebih memilih pergi dari rumah. Anna melihat pisau di yang ditancapkan di buah apel, pisau tersebut mirip dengan pisau yang tertancap di perut ibunya dan mantel yang digunakan pria misterius pada malam kematian ibunya

“Apakah kau pria misterius yang ku temui pada malam kematian ibu ku?” Tanya Anna

“Setiap hari disaat kau belum pulang saya menyempatkan waktu untuk menjenguk ibumu, ya sore itu kita pernah bertemu disebuah kedai dan saya bergegas ke desa tempat tinggal mu untuk menemui Casandra sebelum kau pulang. Dia tidak akan ingat siapa saya, tapi saya selalu menyempatkan waktu untuk melihat keadannya walaupun hanya 1 menit.  Apakah kau tau mengapa saya tidak tinggal dengan Casandra? Karena ia tidak pernah mau tinggal dengan laki-laki yang tidak ia kenal. Dan sebelumnya saya kira kau ini adalah anak tetangga yang terus bermain di rumah Casandra” jelas Nike panjang lebar

“Jadi sehari setelah kematiannya apakah kau tau?”

“Ya saya tau dari penduduk desa” jawab Nike

Anna mengeluarkan pisau dan Nike menunjukan pisau yang tertancap itu. Dan ternyata itu adalah pisau hasil ukiran pedagang pisau yang Anna tanyakan tadi. Nike membelinya untuk hadiah pernikahannya dengan Casandra. Dan Anna menceritakan tentang kakek dan nenek yang memberikannya kalung dan foto kepada Nike dan itu adalah orang tua Casandra, Nike menceritakan bahwa orang tua Casandra tidak pernah mau punya cucu perempuan maka dari itu ia beralasan penyakit Casandra yang semakin parah.

“Mengapa tidak kau saja yang merawat ku?” Tanya Anna

“Karena aku tidak mau anaku berada di tengah lingkungan yang buruk”

“Lalu apa maksud  mereka memberikan barang-barang ini?” Tanya Anna

“Mungkin mereka pikir kau harus tau yang sebenarnya” jawab Nike.

Semenjak itu Anna menyadari semuanya dan ia lebih memilih merawat anak-anak panti asuhan dimana dulu ia dititipkan.





Megah Purnamasari

Mega

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments :

Posting Komentar